Kamis, 24 September 2015

Mengapa suatu tepukan di punggung bisa begitu berharga?

Dan berhasil membuat kau berlari.

Rabu, 16 September 2015

Kini Kau Ditinggalkan

Mengapa kini ditinggalkan rasanya tidak sesakit yang dibayangkan, rasanya seperti biasa saja. Tidak ada yang berubah dalam hidupmu, hanya sebagian kecil yang hilang, hanya seorang.
Kau bisa hidup seperti biasa, mengerjakan semua yang kau suka dan...
Entahlah, bahkan berekspresi seperti biasa.
Ini seperti menatap semesta saat malam dan kau tidak sadar ada satu bintang yang hilang.

Mengapa kini ditinggalkan rasanya menyenangkan, penciumanmu menghirup harum udara padahal tak ada bunga di sekitar.
Rasanya seperti kau diabaikan oleh hukum gravitasi, kini kau melayang bebas terbang! Kau hanya ingin tertawa, dadamu rasanya tergelitik oleh sesuatu dari dalam. Kau hanya ingin teriak mengeluarkan semua atmosfir gembira, oh bayangkan saja dunia sedang kau genggam!

Namun mengapa kini ditinggalkan rasanya begitu menyakitkan, seakan-akan jantungmu digoreskan oleh sisir besi tajam, sakit. Namun ia ada di dalam, kau tak bisa mengeluarkannya.
Ini seperti cairan pahit dari neraka diteteskan melalui tenggorokanmu, masuk ke dalam paru-paru. Setiap udara seakan berat untuk dihirup. Seperti racun meletup yang dipaksa masuk ke dalam aliran darahmu, masuk ke otak dan kepalamu rasanya seperti dihantam oleh letusan gunung paling besar di kota.


Mengapa kini ditinggalkan rasanya seperti kau kehilangan segalanya, karena orang yang meninggalkanmu ikut membawa hidupmu bersamanya.

Selasa, 15 September 2015

Semua Semesta Mendukung?


Sebenernya buat apa sih kita ada?

Bayangkan kita bangun tidur, sholat shubuh lalu al-ma’tsurat...
Jam masih menunjukan pukul 06.00, oh ya kuliah mulai jam 8 tepat! Mungkin bisa digunakan untuk istirahat menggantikan tidur yang terpakai tadi malam mengerjakan sesuatu yang tertunda, ah mungkin bisa tidur sebentar sekitar 15 sampai 30 menit.
Nyalakan kipas angin dan pindahkan kasur ke lantai, ah terlelap...

OH yaampun jam menunjukan pukul 7.30, kamu harus berangkat sekarang atau dosen tidak mengizinkan tandatanganmu tertulis di daftar presensi.
Tapi kau harus mandi karena sore nanti harus berdiri di ruang seminar, dan malam digunakan rapat. Kau tidak boleh tidak mandi di hari seperti ini.

Kuliah mulai, kau mengantuk dan akhirnya terlelap.
Ada tugas lagi di akhir kelas, minggu depan... baiklah masih lama.

Seminar dimulai, rapat dimulai.
Semuanya terasa salah karena kau dianggap tak maksimal.
Lalu kau merasa bersalah, selesai rapat kau pulang lagi untuk mengunjungi dialog tokoh pukul 8 malam di asrama!
Tidak boleh terlambat karena kau lupa izin dengan sibuknya harimu, baiklah akhirnya kau terlambat 15 menit, sedikit tapi cukup jadi bahan evaluasi oleh supervisor. Kau merasa bersalah.
Selesai di evaluasi akhirnya kau bisa masuk kamar, ah akhirnya masuk kamar.

Pukul 23.00 kau harus menyalakan handphone, bersiaplah akan diprotes setiap orang karena tidak merespon di grup whatsapp, handphone-mu mati kehabisan energi sejak sore.
Grup dibuka, chat dibalas, dan selesai mengurus beratus chat yang masuk ternyata jarum jam melewati angka 12, yaampun sudah lebih dari tengah malam.
oh iya kau harus mengerjakan tugas kuliah!

Pada jam 2:30 kau baru bisa tertidur... bersiaplah karena kau berpikir, “oh yaampun hidupku besok akan mengantuk seharian.”

Begitu saja setiap hari

Seakan semesta mendukung keberadaanmu... tapi kenapa rasanya menolak semua yang kau kerjakan.

tapi semua berhenti terjadi saat jadwal dibuat, waktu direncankan, niat diluruskan, manajemen diperbaiki, dan visi ditegaskan!
Wish Me Luck! :D