Senin, 25 Januari 2016

Namanya Farras



Namanya Farras,
Dia tadinya di BEM UI bagian aksi dan propaganda, sekarang jadi Ketua II BPM FEB UI.


Awalnya kami gak akrab sampai terpaksa diakrab-akrabin. ((TERPAKSA))

Ya, jadi ceritanya begini...
di asrama Rumah Kepemimpinan ada sistem yang dinamakan Teman Hidup atau biasa disingkat TH, kalau dipanjangin lagi jadinya THahahahaha (enggak, ini becanda)

TH ini adalah sistem memasang-masangkan 2 orang jadi temenan deket gitu.
nah, pada bulan Agustus terjadi perubahan TH, jadi semacam dikasih pasangan yang baru.

*zwip* ganti latar belakang Thailand.
Pas kemaren gue berangkat ke Thailand buat konferensi (ini next post gue cerita deh ya), asrama lagi awal-awal masuk dan masing-masing kami harus kasih kado ke TH yang baru (yang belum tau siapa).
TH baru ini akan diumumin pas Welcoming Night, nah kan gue sama Farras gak ikut tuh, jadi kami nitip kado aja ke anak asrama.

Farras sama gue sebenernya beda tim di Thailand, gue bahas tentang urbanisasi dan dia papernya tentang geothermal... padahal dia anak Ekonomi Islam... (atau mungkin dia mau menjual bumi dengan sistem.... syariah? maybe?)

Nah setelah dua hari di Thailand akhirnya ada pengumuman TH lewat grup whatsapp
...dan
.....ternyata
.......TH baru gue
..............Farras
....................................................................................dosa apa gue alhamdulillah

gue sama Farras langsung tatap-tatapan abis liat pengumuman
untung gak ada backsong dangdut atau apa gitu
selain karena Farras suka dangdut, gue rasa akan bahaya kalau kita tatap-tatapan pake lagu.
(kalau pun harus berlag, gue lebih setuju pake lengsir wengi kali ya)

Ya, sekarang kami berdua TH-an.

Seiring berjalannya waktu Farras ini tipe yang suka gagal so sweet.
Pernah gue seneng dapet buah rahasia di meja belajar dan gue tau itu dari Farras, terus malemnya dia ngaku.... ah yasudahlah dasar cowo.

Tapi dia (kayaknya) cukup mau berusaha sih biar gue sama dia hubungannya gak sebatas terpaksa aja, gue pun mengusahakan banget buat hal serupa.

Farras tipe orang yang supportive dan ngeselin kalau ngasih semangat. Pernah gue buat tulisan kajian dan malu buat nyebarin, kemudian dia yang nyebarin ke mana-mana dan edit memperbaiki, hm... E btw, gue sebel kalau dia ketawa suka ganggu hidup orang. ya gitu deh ketawanya ganggu idup dah kayak penonton talkshow gitu.

Tapi that is him.
Farras akan tetap jadi Farras
orang yang apa adanya dan jujur dalam merasa

(BTW gue lagi muter otak nih Ras biar bisa tukeran kado 500rb tantangannya Bang Bach, doain ya bro dan sama-sama berusaha)

thanks for being childist friend
Foto diambil saat Greetings Night di hotel Thailand (dan banyak orang yang liat)

Senin, 18 Januari 2016

Senin, 11 Januari 2016

Matilah beraktivitas, wahai saudara-saudaraku yang hatinya tulus!


Alhamdulillahirabbil’alamiin,
Selamat datang, saudara
Di suatu tempat yang kini kita bisa lantang bersuara.

Tapi berhati-hatilah… karena dengan begitu suara kita dapat terdengar lebih banyak manusia,
Tapi juga berbahagialah, karena suara kita akan menjadi senjata terkuat kita dalam bentuk doa.

Ucapkanlah syukur kepada Allah, bukan, bukan karena pencapaianmu.
Tapi bersyukurlah karena langkahmu masih diletakkan di atas jalan ini.
Mungkin dahulu rasanya mudah,
Mari mulai dari awal…
Pohon yang rendah tidak mendapat angin yang keras kan?
Semakin tinggi pohon itu, maka semakin kencang pula anginnya. Pun posisimu, makin tinggi ia, makin akan ada ‘angin’ yang lebih besar yang akan membuatmu jatuh.

Kau kuat
Tidak
Kau tidak kuat,
Bersujudlah dalam shalat malammu nanti, karena hari ini sebuah beban berat sedang diletakkan di pundakmu.
Temui Allah dalam shalatmu, kita bukan orang yang sempurna.
Tapi Dia yang menguatkan kita, dalam sujudmu kau akan menangis… mempertanyakan kenapa dirimu.
Tapi sejatinya Allah telah memilihmu, Allah telah meletakkan amanah langit di pundakmu.

Teringat suatu kalimat:
Sampaikanlah dakwah, agar saudaramu merasa memiliki dan dimiliki. Jangan tinggalkan yang di belakangmu, tunggulah dengan kesabaran dan keikhlasan. –Hasan Al Banna-
Karena begitulah sejatinya dakwah, aka nada banyak ketidakidealan yang akan kita jumpai.
Sulit? Berat?
Ya
Bersykurlah karena kau dipilhNya berada di jalan ini.
Karena cintaNya ia letakkan amanah langit padamu.
Karena sayangNya padamu, ia berikan alas an kuat agar kau mendekat padaNya, Allah merindukanmu.

Jalan ini adalah jalan yang membuat Adam kelelahan, Nuh mengeluh, Ibrahim dilampar ke dalam api. Jalan ini adalah jalan saat Ismail dibentangkan untuk disembelih, dijualnya Yusuf, digergajinya Zakaria, Ayub menderita penyakit, Daud menangis, dan Isa berjalan sendirian.
Jalan ini adalah jalan Rasulullah mendapat berbagai lemparan dan kesakitan.
Tangis, tawa… akan mewarnai perjalanan kita.
Kokohkanlah…
Saling mengokohkan karena kita tidak sekuat itu jika sendiri.
berjalan sendirian memang akan lebih cepat, tapi berjalan bersama akan lebih jauh.

Sembilan belas orang,
Ini bukan tentang 100% semangat yang dibagi 19.
TAPI INI 100% YANG DIKALI 19.
Bismillahirrahmanirrahim, mari kita sertakan Allah dalam langkah kita, duhai saudara.

Ttd.
Muhammad Imam Nawawi Syujai

Saudaramu kini.