Kamis, 28 Juli 2016

Bahagia Hanya Seharga Kembalian Sasa

bukan, ini bukan mau promo akun OA Line. lagi pula gunung promo tinggi menjulang. Oke sepertinya sudah cukup receh untuk bisa memulai pos ini.

Saya lanjut ya, iyalah suka-suka saya emang situ bisa ngelarang?! #ganyelow #padahalmewekjugakalaugakadayangbaca #yaampunhashtagnyapanjangkayawebtoon

Bismillahirrahmanirrahim.

Ini bukan postingan becandaan sebetulnya, awalnya mau dibuat serius cuma gak dapet izin dari orang tuanya akhirnya cuma bisa backstreet.

Tapi serius, pernah gak sih kita memperhatikan kalau mayoritas orang di dunia mendefinisikan sumber kebahagian pada materi atau status sosial.

Seakan segala yang kaya-kaya, yang berprestasi, yang ganteng-ganteng aja yang bisa bahagia. Sedangkan lo yang segalanya pas-pasan sepertinya lahir bersama dengan penderitaan. Selalu jadi yang tidak diprioritaskan, jadi yang tidak diperhatikan karena kalah kece sama temen sendiri.
Kayaknya rasa iri tuh udah jadi sodara kembar gitu.

Bukan kok, lagian nama lo sama si 'iri' ini gak mirip, masa iya saudara kembar. eh bisa juga sih ya kembar kan bebas ngasih nama... eh gimana ya.... eh...

*skip *skip

Banyak orang mengincar tingginya status sosial agar bisa merasakan kebahagiaan,
Tanpa ia sadar kalau dia punya sumber bahagia sendiri; 5 indera yang kita miliki (ya beberapa kayaknya punya 6 sih)

Tapi serius ya black, serius black #halah

Tapi serius ya, kadang saya pribadi bisa bahagia hanya karena ngeletupin gelembung-gelembung di plastik bekas ngelapisin alat elektronik.

Atau bahagia karena bisa manjat pohon (walau nanti bingung turunnya gimana)

oh men, banyak hal di dunia ini yang bisa dilakukan oleh 5 indera kita.
Lidah misal: pernah seneng gara-gara bisa ngerasain es? atau coba deh minum kopi tapi pake gula merah, bakal aneh sih rasanya.... cuma bikin bahagia kan?
Telinga misal: pernah coba joget pake lagu tulus? absurd sih emang.... tapi bahkan dengan hal sekecil ini bisa bikin bahagia loh.

(kalau gak berani, lakuin pas gak ada orang. Tapi bener penasarankan?)

Agak receh emang, tapi justru rasa bersyukur bisa dimulai dari sini. Hati yang lapang bisa didapat dari hal se-receh ini.

Bukan memberhentikan langah untuk meraih mimpi, tapi lebih meluruskan agar mimpi-mimpi yang kita kejar bukan hanya untuk diakui atau ambisi pribadi.

Karena bakal banyak kecewanya kalau buat gituan doang.
Betapa Allah udah ngasih nikmat yang bahkan gak kita anggap di hari-hari kita.
Jadi gak usahlah itu galau-galau iri lagi karena kalah ganteng sama gue.

gue kece dari lahir udah keren bukan sulap-bukan sihir, gue kece gue kece, dari lahir udah keren. #YouSingYouLose

akhirul kalam, mohon maaf kalau ada salah-salah dari postingan blog ini yang udah gue anggurin berbulan-bulan ini. Blog dianggurin gimana ya btw, jadi ada benjol-benjol bulet ungu gitu,

Kotak Pandora Telah Dibuka

Dalam kisah Yunani yang sangat terkenal bercerita seorang anak wanita diberikan kotak oleh dewa (ini versi yang diceritakan seorang kawan).
Kotak Pandora, sang gadis dilarang untuk membukanya.
Namun karena rasa penasaran yang tidak bisa ditahan, ia membuka kotaknya lalu WUSHH!!! Menyebarlah segala penyakit, penderitaan, dan bencana dari kotak itu.

Jika (ini jika loh ya) cerita ini benar, jika segala masalah di dunia ini berasal dari sebuah kotak titipan pada gadis yang penasaran, maka mungkin semua manusia di dunia akan kesal.
Mungkin kesal pada sang gadis, atau bisa saja kesal pada dewa yang memberikan kotak itu (seakan disengaja bukan?)

=====================================================================

Jika Indonesia tidak pernah punya masalah, bukankah kita jadi tidak perlu berpikir dengan keras mencari solusi untuk negeri yang kepalang acak-kadut ini.

Kita tinggal bermain dan berlari bersama sobat sendiri.

Jika kebobrokan moral tidak pernah ada, bukankah kita tinggal tidur-tiduran saja sambil merencanakan untuk membuang waktu demi sebuah hobi. Berkembang.

Jika masalah tidak pernah ada di dunia, bukankah kita hanya perlu fokus sembahyang dan benar-benar berlomba dalam ibadah karena orang di sekitarmu semuanya sedang fokus beribadah. Tuhan sepertinya akan suka.

Jika penderitaan tidak pernah ada... akankah hal baik dan segala kondisi ideal yang kita bayangkan adalah benar-benar yang diinginkan Tuhan?

Dari yang saya yakini, masalah diciptakan bersama solusi.
Keruwetan diciptakan bersaamaan dengan penyelesaian.
Dan atas-atas ketidakidealan yang kita anggap adalah cara Tuhan agar kita tidak menjadi artefak anti-sosial.

Karena tiap kegelapan yang diciptakan meminta pembawa cahaya untuk membagikan seberkas sinar. Dengan cara seperti inilah manusia bisa menikmati hakikat ibadah yang sesungguhnya.

===========================================
Jangan-jangan kita harus berterima kasih karena kotak pandora telah dibuka,
karena ia menyebarkan penderitaan untuk kita selesaikan.

Karena saat seluruh ketidakidealan menyebar di tanah bumi, ada satu hal yang tertinggal di dalam kotak itu,

dan yang tertinggal itu adalah...


sebuah harapan.