Jumat, 08 Juli 2022

Perubahan di Tempat Kerja

Baru-baru ini kantor lagi restrukturisasi personel. Hal itu juga berdampak terhadap tim gua yang pada akhirnya harus dibagi dua. 

Hal tersebut juga membuat gua handle beberapa unit baru dan beberapa orang-orang baru, termasuk sebagian tim yang lama. Artinya juga, gua perlu melepaskan beberapa orang untuk pindah ke divisi lain. Termasuk the person that I rely the most soal kerjaan, tandeman gua yang selama tiga tahun ngembangin unit bareng-bareng. 

Awalnya gua pikir gua bisa dengan mudah membuat semua hal terkendali dan tidak ada yang berubah. Tapi ternyata itu harapan yang salah besar: Perubahan gak pernah terkendali, tapi tetap HARUS terjadi. 

Politik antar divisi, kedekatan personal yang dibangun mulai merenggang, sentimen dan kecemburuan, serta segala hal lain yang gua pikir gua bisa prevent ternyata gak bisa sama sekali. Akhirnya gua sadar bahwa kejadian-kejadian tersebut emang perlu ada.


Penting untuk memahami bahwa perubahan emang harus terjadi. Jujur, adaptasi sama kejadian-kejadian ini sempet bikin gua kewalahan. Gua merasa harus mengendalikan segala hal agar baik-baik saja. Hasilnya gua kecapean sendiri.

Dua hari kemarin gua analisis ulang mana yang jadi tanggung jawab gua dan mana keinginan gua. Ternyata kemarin kecampur tanpa sadar. Sekarang gua mau nata lagi dan sekalian ngebenerin root gua dan tujuan gua. Hope it becomes better.

Sabtu, 16 April 2022

Ketemu Pak Mulyadi, Driver Gojek Pertama

Singkat cerita, gua abis cek persiapan event di Mall Kokas. As usual, Ramadhan emang agenda kantor padet banget kek kandungan protein shake. Setelah lelah dan kudu mikir event besok, lusa, dan lalu-lalunya, kebetulan juga gak bawa motor.

Pas gua buka gojek (kayaknya pertama juga ini ngegojek dari Kokas), muncullah satu opsi kendaraan namanya "goride electric", gua iseng coba eh dicancel. 

Karena jiwa ini sudah terlatih untuk tidak menyerah dan terus berdiri di atas prinsip dan pilihan, gua order lagi. 

Dapet, gak ngeh juga sebelumnya kaya biasa aja. 

Kebiasaan juga kalau lagi stress gua akan ngajak ngobrol orang random lah ya cem tukang gorengan, satpam, presiden. Kebetulan sekarang adanya si bapaknya.

Ngalor ngidul, sampelah gua tanya, "Pak, ini motor listriknya punya siapa?" Kata si bapaknya ini disewain gojek, tapi secara perhitungan ini lebih untung. Hawa-hawanya ni si bapak selama ngobrol cinta banget ke gojek. 

Gua tanya lagi tuh, "udah lama ya pak di Gojek?" Ketawa doang tuh dia, dih gaje kata gua. Cuma lama mikir dan emang tau juga, namanya Mulyadi. LAH DRIVER GOJEK 001 NIH!

Ya, setelah gua konfirmasi, sampe ke kosan obrolan kita seputar kisah Gojek di awal berdiri. Asik sih si bapaknya, semoga sehat-sehat terus pak.

Oh ya, satu lagi, padahal lagi stress cuma gatau pas dipboncengin dan tau si bapak ini 001 gua seneng banget wkwkwk. Emang selalu aja dikasih cara biar gak gila. Makasih ya Allah.

Bonus, foto gua sama Pak Mulyadi biar kagak dikata hoax.
 Cakep anjir gua, iya kan?

Sekian, bibir dikulum, assalamualaikum.

Jumat, 08 April 2022

Gak Semua Hal Layak Diperjuangkan

Bertemu dengan orang yang beragam telah membentuk bagaimana kita mengintrepretasi keinginan, selera, hasrat, dan ketertarikan kita pada sesuatu.

Sederhananya lagi: seseorang.

Terbentuklah apa yang disebut dengan "Tipe". Bohodohnya, sebagai seseorang yang sudah mempunyai pasangan, manusia alias kita-kita ini, masih saja bisa tertarik pada orang lain. 

Mungkin memang gen nenek moyang kita masih tersisa soal ini, monogami pada manusia bukanlah sesuatu yang alamiah. Konsep keluarga, pasangan, dan pengelolaan perasaan pada hanya satu orang adalah sebuah struktur yang dibangun agar ras manusia bisa bertahan lebih lama.

Satu pesan saja, untuk kita yang sedang atau akan berada di fase ini.

Tidak semua orang yang kita sukai layak diperjuangkan. Sering yang lebih baik adalah membiarkan semuanya berjalan kemana seharusnya berjalan.

Semua yang berkilauan belum tentu baik untuk kita.

Juga bila kita selalu memilih hal yang menyilaukan, ia akan menghancurkan kita cepat atau lambat. Lebih baik merawat yang ada, sebab yang cukup adalah yang kita perlukan untuk hidup.