Senin, 09 Oktober 2017

Konduktor Rasa Sayang

Saya tipikal orang orang yang meyakini bahwa rasa sayang terlepas dari batas-batas hubungan cinta antar dua orang untuk saling memiliki,

Saya memiliki banyak orang yang saya sayangi, dan kalau boleh jujur kebanyakan laki-laki. Mungkin karena di lingkungan saya sekarang hubungan terlalu dekat antara pria dan wanita adalah hal yang tabu.

Singkat cerita teman saya sedang low mood, hatinya terguncang. Saya sudah ajak dia bicara, kasih kejutan, memberikan obroloan hangat, namun rasanya tidak berpengaruh signifikan terhadap moodnya. Saya sadar bahwa dia memiliki teman dekat yang lain, akhirnya tadi pagi saya ajak dia bertemu dan menceritakan masalah teman saya ini.

Kami sepakat agar dia menemui teman kami siang ini dan memberi kejutan sekedar susu kotak dan puding, lalu pergi begitu saja. Rencana berhasil.

Rasanya teman kami akhirnya berubah moodnya.

Satu sisi saya ingin berkata padanya, "Tadi gue yang nyuruh loooh." Tapi saya sadar, hal itu malah akan menghancurkan rencana yang sudah dilaksanakan.

Saya jadi cuma senyum saja, ala-ala sinetron yang gebetannya jalan berdua sama pacarnya hahaha. Cukup menarik untuk mengelola rasa sayang, bahwa ia tidak harus dimunculkan secara langsung. Jika memang saya sayang, saya harus bisa menahan bahwa sumber rasa bahagianya bukan saya saja.

Hal di atas mungkin gak umum dibaca, hubungan persahabat sedekat itu memang jarang laki-laki tunjukan atau cerita kan, kebanyakan dari kami gengsi dan malu-malu kalau kami saling sayang. Tapi padahal kami juga butuh, malu-malu kucing gitu padahal mah mau.

Satu hal yang saya sadar, ini salah-satu jenis latihan dari ambisi saya di post Overthought and My Bad Ambition.

Terima kasih sudah jadi bahan belajar saya! :D