Rabu, 26 Juli 2017

Sometimes, I hate myself

I'm not really sure with the title I made. I hate for hating myself, but I did.... or "I do".


I already know that I have a very big ego, bigger than my brain.
once it controls my head, I'll lost.

I just bored being a mess.

No, it isn't simple as you say "Just accept yourself"

Accepting myself is accepting my big ego too... and that's hard.

Sometimes I want to being isolated, drop every social thing I have... cause I just feel my existence will hurt people. It's hard.

maybe human being is a big achievement for me, first I need to being human.

Senin, 17 Juli 2017

Seminggu Kemarin Saya Meninggal Dunia

Gelap, sesak, pengap.

Sakit....


.....sakit .....perih.

Bila saya diberikan waktu lagi saya ingin bersujud lebih lama, biar saya mati saja dalam keadaan menyembah-Nya. 

Minggu lalu teman-teman saya berkumpul di rumah, beberapa sampai menangis berteriak-teriak. Sedang saya hanya kaku dalam kain, di atas meja pendek sebetis, dibaringkan saya di sana.

Esoknya mereka sudah tertawa dalam momen lain, saya bukan poros hidup mereka.

Seminggu lalu Ibu dan Bapak sudah tak bisa tidur dengan nyenyak, adik terus merenung menatap ke luar jendela, dan kakak hanya bisa menenangkan semuanya sambil menahan perasaannya. Tapi beberapa bulan kemudian luka kehilangan akan sembuh.

Minggu lalu banyak yang memposting tentang saya di media sosialnya, memuji karena saya telah hidup dengan memberi dampak baik, meminta maaf, mengupload foto saya yang bagus, serta menceritakan momen-momen berharga yang mereka masing-masing lewatkan bersama saya.

Tapi postingan mereka tidak pernah sama sekali menembus kuburan saya.

Ternyata amalan saya hanya mengikuti waktu, saat waktu berhenti... amalan saya tidak dapat menerobos alam sebab dibangun dengan niat yang tidak benar.

Kakak Beradik - PI Salam UI 20

Ali, penjaga toko yang ditawari bosnya untuk menjalankan taruhan. Bos menantangnya ia bisa bertahan di gunung selama semalam, maka ia akan memberikan imbalan besar. Sebaliknya, jika Ali gagal maka ia harus bekerja tanpa dibayar. Ali menerima taruhannya.

Saat toko tutup, Ali merasa angin malam yang dingin dan membuat ragu tekad akan taruhan yang ia ambil, lalu ia tanyakan pada sahabatnya.

"Kau akan memenangkannya, naik saja ke puncak dan pandang lurus lah ke depan. Aku akan ada di puncak yang satunya dan menyalakan api unggun. Lihatlah apinya, serta rasakan kehangatannya dan ingat kehangatan persahabat kita. Kau akan berhasil melewati malam, tapi aku mau imbalan jika kau berhasil," ucap Aydi.

Ali memenangkan taruhannya, kemudian datang ke rumah sahabatnya untuk memberi imbalan, tapi sahabatnya menolak.

"Aku bukan mau imbalan yang seperti itu. Berjanjilah saat angin dingin kehidupan menghampiriku, kau akan menyalakan api persahabatan kita."


melanjutkan post 6 bulan lalu yang ini

Tanggal 14-16 Juli 2017 PI Salam UI 20 team building sekalian silaturahim ke rumah Didin di Kebumen. Kalau di suruh cerita ngapain aja gue gak sanggup soalnya banyak dan berharga semua, paling poin-poinnya aja ya.

Main ke Goa Jatijajar, sharing di sana. Terus mau liat sunset tapi gak jadi karena jalannya gak manusiawi versi orang Depok, jadinya main di alun-alun sambil sharing lagi. Terus besoknya ke pantai.

Seperti biasa gue senang bereksperimen dengan games yang memainkan perasaan dan soliditas, ini pola baru yang gue namakan "Make Sense"
Konon katanya indera kita akan lebih sensitif jika salah satu indera yang lain dihilangkan atau dinonaktifkan.

Walhasil menurut gue cukup oke sih walau teknik ini perlu banyak gue rombak ke depannya.
mereka berpelukan

kami juga, cuma Oji merusaknya dengan sadar kamera


TAPI personally momen berharga itu bukan yang gue dan panitia rencanain, tapi momen-momen spontan yang bikin pala geleng-geleng.

memaksa Zain agar mirip dengan kera

ciwi-ciwi naik odong-odong

kami juga naik odong-odong. Cuma Said terlalu excited jadi anak muda sehingga bikin kami nabrak mobil. Pulang-pulang Said pingsan di atas pasir, kalau gak inget temen udah aku kubur aja tuh.
Oh iya satu lagi,
Setelah momen ini kami rasa sekarang kami punya atmosfir yang sangat lebih baik dari sebelumnya.
Bahwa beban-beban di pundak bukan lagi main-main dan kami simpan sendiri saja, bahwa ada orang-orang yang sama-sama berjuang. Bahwa diam saja berarti tenggelam dan sulit diselamatkan.

Wafa, Fitri, Riana, Fira, Dini
Zain, Boim, Didin, Oji, Imam, Said
Terima kasih atas enam bulan kemarin dan enam bulan ke depan. Kita masih punya seratus tahun untuk kita jadikan sebuah legenda, sebab waktu hanya bilangan, tapi cinta membuatnya abadi.

Tertanda,
Kang Imam
Kabid Syiar Salam UI 20