Senin, 17 Juli 2017

Kakak Beradik - PI Salam UI 20

Ali, penjaga toko yang ditawari bosnya untuk menjalankan taruhan. Bos menantangnya ia bisa bertahan di gunung selama semalam, maka ia akan memberikan imbalan besar. Sebaliknya, jika Ali gagal maka ia harus bekerja tanpa dibayar. Ali menerima taruhannya.

Saat toko tutup, Ali merasa angin malam yang dingin dan membuat ragu tekad akan taruhan yang ia ambil, lalu ia tanyakan pada sahabatnya.

"Kau akan memenangkannya, naik saja ke puncak dan pandang lurus lah ke depan. Aku akan ada di puncak yang satunya dan menyalakan api unggun. Lihatlah apinya, serta rasakan kehangatannya dan ingat kehangatan persahabat kita. Kau akan berhasil melewati malam, tapi aku mau imbalan jika kau berhasil," ucap Aydi.

Ali memenangkan taruhannya, kemudian datang ke rumah sahabatnya untuk memberi imbalan, tapi sahabatnya menolak.

"Aku bukan mau imbalan yang seperti itu. Berjanjilah saat angin dingin kehidupan menghampiriku, kau akan menyalakan api persahabatan kita."


melanjutkan post 6 bulan lalu yang ini

Tanggal 14-16 Juli 2017 PI Salam UI 20 team building sekalian silaturahim ke rumah Didin di Kebumen. Kalau di suruh cerita ngapain aja gue gak sanggup soalnya banyak dan berharga semua, paling poin-poinnya aja ya.

Main ke Goa Jatijajar, sharing di sana. Terus mau liat sunset tapi gak jadi karena jalannya gak manusiawi versi orang Depok, jadinya main di alun-alun sambil sharing lagi. Terus besoknya ke pantai.

Seperti biasa gue senang bereksperimen dengan games yang memainkan perasaan dan soliditas, ini pola baru yang gue namakan "Make Sense"
Konon katanya indera kita akan lebih sensitif jika salah satu indera yang lain dihilangkan atau dinonaktifkan.

Walhasil menurut gue cukup oke sih walau teknik ini perlu banyak gue rombak ke depannya.
mereka berpelukan

kami juga, cuma Oji merusaknya dengan sadar kamera


TAPI personally momen berharga itu bukan yang gue dan panitia rencanain, tapi momen-momen spontan yang bikin pala geleng-geleng.

memaksa Zain agar mirip dengan kera

ciwi-ciwi naik odong-odong

kami juga naik odong-odong. Cuma Said terlalu excited jadi anak muda sehingga bikin kami nabrak mobil. Pulang-pulang Said pingsan di atas pasir, kalau gak inget temen udah aku kubur aja tuh.
Oh iya satu lagi,
Setelah momen ini kami rasa sekarang kami punya atmosfir yang sangat lebih baik dari sebelumnya.
Bahwa beban-beban di pundak bukan lagi main-main dan kami simpan sendiri saja, bahwa ada orang-orang yang sama-sama berjuang. Bahwa diam saja berarti tenggelam dan sulit diselamatkan.

Wafa, Fitri, Riana, Fira, Dini
Zain, Boim, Didin, Oji, Imam, Said
Terima kasih atas enam bulan kemarin dan enam bulan ke depan. Kita masih punya seratus tahun untuk kita jadikan sebuah legenda, sebab waktu hanya bilangan, tapi cinta membuatnya abadi.

Tertanda,
Kang Imam
Kabid Syiar Salam UI 20

3 komentar:

  1. So lovely. Membuat dunia cemburu. Termasuk aku...😭

    BalasHapus
  2. By the way, momen ketinggalan nggak ditulis juga? 😂

    BalasHapus