Mengapa kini ditinggalkan rasanya tidak sesakit yang
dibayangkan, rasanya seperti biasa saja. Tidak ada yang berubah dalam hidupmu,
hanya sebagian kecil yang hilang, hanya seorang.
Kau bisa hidup seperti biasa, mengerjakan semua yang kau
suka dan...
Entahlah, bahkan berekspresi seperti biasa.
Ini seperti menatap semesta saat malam dan kau tidak sadar
ada satu bintang yang hilang.
Mengapa kini ditinggalkan rasanya menyenangkan, penciumanmu
menghirup harum udara padahal tak ada bunga di sekitar.
Rasanya seperti kau diabaikan oleh hukum gravitasi, kini kau
melayang bebas terbang! Kau hanya ingin tertawa, dadamu rasanya tergelitik oleh
sesuatu dari dalam. Kau hanya ingin teriak mengeluarkan semua atmosfir gembira,
oh bayangkan saja dunia sedang kau genggam!
Namun mengapa kini ditinggalkan
rasanya begitu menyakitkan, seakan-akan jantungmu digoreskan oleh sisir besi
tajam, sakit. Namun ia ada di dalam, kau tak bisa mengeluarkannya.
Ini seperti cairan pahit dari
neraka diteteskan melalui tenggorokanmu, masuk ke dalam paru-paru. Setiap udara
seakan berat untuk dihirup. Seperti racun meletup yang dipaksa masuk ke dalam
aliran darahmu, masuk ke otak dan kepalamu rasanya seperti dihantam oleh
letusan gunung paling besar di kota.
Mengapa kini ditinggalkan rasanya
seperti kau kehilangan segalanya, karena orang yang meninggalkanmu ikut membawa
hidupmu bersamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar