Ramadhan tahun ini ada tiga orang yang pulang,
Ramadhan tahun ini, di beberapa hari yang terakhir, seorang kerabat pamit pulang ke kampung halaman. Mungkin akan sulit menemuinya lagi karena tugasnya di kampus untuk belajar telah selesai, saatnya dia pulang.
Ramadhan tahun ini, di beberapa hari yang terakhir, seorang kawan yang biasanya masih hilir terlihat sibuk menuntaskan amanah, kini terlihat tak ada. Rumah dekat namun biasanya tak bisa pulang karena kesibukan. Saat ini adalah kesempatan untuk lama berhangat bersama keluarga, saatnya dia pulang.
Ramadhan tahun ini, di beberapa hari yang terakhir, seorang sahabat pulang. Pulang, dijemput ajal. Masanya di dunia telah selesai, saatnya dia pulang.
Dalam putaran waktu yang bisa kita hitung, hari kemenangan itu akan tiba. Kemudian logika bermain dengan iman, "Akankah sampai?"
Waktu pasti sampai, namun yang jadi pertanyaan apakah kita tetap nyata dalam putaran masa atau hilang ditelan bumi karena waktunya tiba?
Terlalu jauh jika kita menanyakan akankah bertemu Ramadhan tahun depan, karena sampai detik ini pun tak ada jaminan kita sampai di akhir bulan.
Karena sampai detik ini pun tak ada jaminan kita masih berpuasa esok hari.
Bahkan sampai detik ini tidak ada jaminan kita masih bisa berbuka sore nanti.
Ajal adalah misteri, dan manusia menjadi objek utama dalam putaran misterinya.
Jika kita sadar, banyak yang ternyata telah mendahului, satu per satu hingga nanti tiba pada giliran diri, siapkah?
Siap tak siap, bahkan sampai hari-hari akhir Ramadhan seperti ini, jika kita perlahan mengevaluasi, kita akan menyesal sendiri.
Tidak cukup hanya menyesal, banyak yang mungkin akan memutuskan untuk memulai kembali ibadahnya, memulai kembali bacaan Qurannya. Tapi jangan terlalu percaya diri, karena bisa jadi hempasan bismillah yang kita keluarkan nanti bersamaan dengan hembusan nafas yang terakhir.
Niat yang kita teguhkan bisa jadi diikuti ruh yang sebentar lagi akan keluar.
Air mata yang membuncah keluar karena penyesalan bisa jadi segera hilang dan berhenti beriringan dengan detak yang juga berhenti.
Ramadhan tahun ini, di beberapa hari yang terakhir, seorang kerabat pamit pulang ke kampung halaman. Mungkin akan sulit menemuinya lagi karena tugasnya di kampus untuk belajar telah selesai, saatnya dia pulang.
Ramadhan tahun ini, di beberapa hari yang terakhir, seorang kawan yang biasanya masih hilir terlihat sibuk menuntaskan amanah, kini terlihat tak ada. Rumah dekat namun biasanya tak bisa pulang karena kesibukan. Saat ini adalah kesempatan untuk lama berhangat bersama keluarga, saatnya dia pulang.
Ramadhan tahun ini, di beberapa hari yang terakhir, seorang sahabat pulang. Pulang, dijemput ajal. Masanya di dunia telah selesai, saatnya dia pulang.
Dalam putaran waktu yang bisa kita hitung, hari kemenangan itu akan tiba. Kemudian logika bermain dengan iman, "Akankah sampai?"
Waktu pasti sampai, namun yang jadi pertanyaan apakah kita tetap nyata dalam putaran masa atau hilang ditelan bumi karena waktunya tiba?
Terlalu jauh jika kita menanyakan akankah bertemu Ramadhan tahun depan, karena sampai detik ini pun tak ada jaminan kita sampai di akhir bulan.
Karena sampai detik ini pun tak ada jaminan kita masih berpuasa esok hari.
Bahkan sampai detik ini tidak ada jaminan kita masih bisa berbuka sore nanti.
Ajal adalah misteri, dan manusia menjadi objek utama dalam putaran misterinya.
Jika kita sadar, banyak yang ternyata telah mendahului, satu per satu hingga nanti tiba pada giliran diri, siapkah?
Siap tak siap, bahkan sampai hari-hari akhir Ramadhan seperti ini, jika kita perlahan mengevaluasi, kita akan menyesal sendiri.
Tidak cukup hanya menyesal, banyak yang mungkin akan memutuskan untuk memulai kembali ibadahnya, memulai kembali bacaan Qurannya. Tapi jangan terlalu percaya diri, karena bisa jadi hempasan bismillah yang kita keluarkan nanti bersamaan dengan hembusan nafas yang terakhir.
Niat yang kita teguhkan bisa jadi diikuti ruh yang sebentar lagi akan keluar.
Air mata yang membuncah keluar karena penyesalan bisa jadi segera hilang dan berhenti beriringan dengan detak yang juga berhenti.