Mari kita tutup episode drama ini, agar seperangkat tubuh beserta prosesornya ini dapat menjalankan programnya lebih optimal, mari kita tutup dengan mengucapkan hamdallah,
Alhamdulillah.
Melelahkan juga disusupi virus merah jambu, menghabiskan energi untuk hal-hal yang harusnya bisa dikesampingkan dulu. Tadinya mau bilang hal sia-sia sih, cuma kayaknya gak sia-sia banget. Rasa bahagia yang menggebu pada sesuatu yang abstrak adalah hal yang menarik untuk dialami dalam hidup ini, kita jadi bisa meneliti apa sih yang membuat seseorang melakukan sesuatu dan tidak melakukan sesuatu.
Hakikatnya, itulah peperangan antara cinta dan ambisi. Sebuah pertarungan tiada akhir dalam hidup.
Cinta menggerakkan manusia untuk melakukan perbaikan, merawat, memberi, dan menjaga. Sedang ambisi hadir dengan bentuk yang halus menyerupai cinta, dengannya manusia merasa berhak untuk memiliki, menuntut, memaksa, dan merusak segalanya termasuk diri sendiri.
Tapi cinta dan ambisi ini tetaplah saudara kembar yang tak bisa dipisahkan keberadaannya, dengan ambisi kita berusaha dan cinta memberikan energi untuk menerima.
Jadi pengalaman menggebu seperti itu pada episode hidup yang sekarang rasanya bisa dicukupkan dulu, mari kita fokus pada apa-apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki, merawat, memberi, dan menjaga sekitar.
Entah suatu saat episode drama ini harus dimulai lagi, ayo persiapkan diri untuk setidaknya tidak terlalu berambisi menjadi aktor utama. Mungkin bisa jadi sutradara atau setidaknya cameraman saja.
Terima kasih.
Alhamdulillah.
Melelahkan juga disusupi virus merah jambu, menghabiskan energi untuk hal-hal yang harusnya bisa dikesampingkan dulu. Tadinya mau bilang hal sia-sia sih, cuma kayaknya gak sia-sia banget. Rasa bahagia yang menggebu pada sesuatu yang abstrak adalah hal yang menarik untuk dialami dalam hidup ini, kita jadi bisa meneliti apa sih yang membuat seseorang melakukan sesuatu dan tidak melakukan sesuatu.
Hakikatnya, itulah peperangan antara cinta dan ambisi. Sebuah pertarungan tiada akhir dalam hidup.
Cinta menggerakkan manusia untuk melakukan perbaikan, merawat, memberi, dan menjaga. Sedang ambisi hadir dengan bentuk yang halus menyerupai cinta, dengannya manusia merasa berhak untuk memiliki, menuntut, memaksa, dan merusak segalanya termasuk diri sendiri.
Tapi cinta dan ambisi ini tetaplah saudara kembar yang tak bisa dipisahkan keberadaannya, dengan ambisi kita berusaha dan cinta memberikan energi untuk menerima.
Jadi pengalaman menggebu seperti itu pada episode hidup yang sekarang rasanya bisa dicukupkan dulu, mari kita fokus pada apa-apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki, merawat, memberi, dan menjaga sekitar.
Entah suatu saat episode drama ini harus dimulai lagi, ayo persiapkan diri untuk setidaknya tidak terlalu berambisi menjadi aktor utama. Mungkin bisa jadi sutradara atau setidaknya cameraman saja.
Terima kasih.