Jumat, 01 Maret 2019

Salah Satu Saat Dimana Persahabatan Diselesaikan (atau setidaknya dijeda sementara)

Seberapa sering manusia mampu untuk ditinggalkan?

Jarak antara kamu dan sahabatmu kemungkinan akan melebar dimulai sejak akad disahkan: pernikahan.

Pernak-pernik lampu ruang, bunga yang menjulur dari panggung terujung, serta prasmanan yang tersaji dan telah dikelilingi banyak orang. Masa-masa perpisahan dimulai saat itu juga.

Aku sudah sadar sejak makan malam kita mebicarakan para wanita, hal ini akan terjadi. Aku pun sadar bahwa kamu memang akan lebih dulu menggenapkan. Saat itu aku bahagia, sangat, karena ternyata penantianmu akhirnya akan terlaksana. Momen prestatif, pencapaian luar biasa.

Dan pada saat itu secara dramatis (atau mungkin hanya aku yang melebih-lebihkan) banyak hal yang akan berubah.

Keraguan untuk menjadi diri sendiri rasanya akan semakin besar. Khawatir pesan dibaca tidak hanya olehmu, khawatir tidak terlalu diinginkan dan dianggap mengganggu, khawatir membangun jarak terlalu dekat sebab seharusnya memang tidak menjadi yang paling dekat.

Padahal kita tidak kemana-mana sama sekali, kan.

Tak ada tipu-tipu, ini sungguhan seperti merelakan kita untuk tak seperti biasa hahaha. Sebab biasa kita yang sering bercerita tentang hal-hal tidak penting akan digantikan oleh kamu yang bercerita  pada pasanganmu yang tiap hari bertemu.

Kamu yang biasa minta ditemani untuk pergi dan aku yang biasa minta diantar akan menyisakan aku yang sendirian dan kebingungan, canggung luar biasa pada kesepian.

Aku tahu ini hanya soal masa, bahwa selalu ada waktu untuk kita terbiasa dengan perubahan. Pun aku sudah bisa mulai menerima dan mencari tempat lain untuk bisa dipercaya mendengarkan cerita. Entah sahabat atau mungkin saatnya menggenapkan seperti yang telah kau lakukan? Aku diam.


===
Selamat menikmati fase kehidupan selanjutnya, kawan.

Dari aku yang belum berani melangkah dan menentukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar