Tanpa gua sadari, di film awalnya Petualangan Sherina udah nanemin nilai 'kalau kita bener, ngapain takuuuut' di pilihan-pilihan hidup gua. (Ini dialog ada pas Sherina mau berhadapan sama Sadam).
Petualangan Sherina adalah film pertama yang gua tonton di bioskop, bareng keluarga, sambil ngumpetin kacang (jangan ditiru) buat cemilan. Umur gua 5 atau 6 tahun. Saat itu Sherina berhasil buat gua jatuh cinta sama 'bahasa seni' dan membuat gua tumbuh besar bersamanya.
SMP gua jadi kontingen sekolah buat lomba story telling tingkat kota, juga 15 besar menulis puisi soal hujan (ini puisi pertama gua dan it was literally ngediskripsiin hujan ðŸ˜). SMA gua ikut teater dan pentas di sana-sini. Kuliah teater juga, tapi bentuk 'bahasa seni' gua mulai merambah ke event kreatif dan video.
Jujur masuk dunia pekerjaan sebenernya ya... sama aja. Gua di marketing, gak jauh beda sama apa yang gua lakukan bertahun-tahun, TAPI-
Tapi rasanya kayak
Apa ya...
Gua kehilangan 'Sherina' di diri gua, kaya entah kemana gua lupa kalau itu ada.
Di berbagai ranah pekerjaan, gua yakin banget kita yang udah bukan bocah ini sering berhadapan dengan kondisi yang bikin kita takut ambil jalan yang sesuai kata hati atau setipis jadi apatis sama keadaan. Harganya apa? Ya, harganya diri kita sendiri. Kita 'hilang'.
Petualangan Sherina 2 [WARNING SPOILER!!!] nyeritain soal Sherina yang udah jadi wartawan kondang bertemu lagi dengan Sadam yang bekerja di tempat perlindungan orangutan. Mereka berhadapan dengan konflik pencurian orangutan. Selama petualangannya banyak kunci-kunci yang nge-recall film pertamanya dulu.
Selain seru, film ini secara sengaja numbuhin lagi 'Sherina' di diri gua. Gua rasa emang selalu baik nonton film, denger lagu, nonton teater, dan lain-lain.
Segitu aja, ayo kita hadapi lagi hidup ini!
====
Funfact tambahan: sampe sekarang gua bisa hafal semua lines dialog Petualangan Sherina awowkowwmwkok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar