Rabu, 27 Mei 2020

Corona Gak Pernah jadi Rencana Siapa-Siapa

Coba deh kita liat kejadian corona ini,

Notabennya bulan puasa jadi bulan paling oke buat semua orang jualan. Mungkin di awal tahun ini pemilik resto udah siap-siap ngegelar bukber full booked di tempatnya, juragan baju udah jait banyak potongan buat stok lebaran, tukang takjil pinggir jalan udah siap-siap bahagia ngebayangin ramenya di tiap buka puasa.

Siapa yang bakal ngeh kalau ternyata bulan ini datang pandemi dan ngancurin semua rencana?

Kaget? Wajar
Baru terjadi? enggak juga


Kondisi yang 'loncat' keluar dari rencana manusia ini sering terjadi. Ada keluarga kecil yang tiba-tiba bokapnya meninggal lalu ekonomi keluarga langsung limbung, ada juga cewe pinter berprestasi langsung sulit ngeliat masa depan karena hamil dan ditinggal pacarnya, juga ada aja orang nabung ngumpulin harta buat bikin rumah lalu dua bulan kemudian kena gempa dan hancur semua apa yang sudah dikumpulkan.

Contoh barusan skalanya mikro, 'loncatan' rencananya merupakan letupan-letupan kecil yang isunya sekali redup dan skala pengaruh ke sekitarnya juga kecil.

Pandemi ini 'letupan'-nya makro. Orang-orang jadi sadar kalau rencana bisa dibelokkan kapan saja dengan cara apa saja. Banyak orang di PHK, kemampuan daya beli turun, pegawai dirumahkan, perputaran uang gak seperti biasa, beberapa usaha limbung (termasuk penerbitan buku), produsen dan kreator yang merupakan penyedia kebutuhan sekunder dan tersier jadi turun produksinya, terpaksa harus merumahkan beberapa orang, dan terus bergerak efeknya seperti itu.

Belum lagi data orang yang meninggal, yang pengaruh juga ke keluarganya, ke kantornya. Gak ada yang tau ternyata yang meninggal itu punya peran besar di sebuah instansi dan secara reguler jadi donatur tetap yayasan yang sekarat.

Karena kemakroannya, kelimbungan rencana ini jadi kerasa banget, semua orang saling berbagi kondisinya, pertukaran informasi, dan jadilah status krisis yang diiyakan bersama.

Corona gak pernah jadi rencana siapa-siapa, gak ada apa pun yang jadi rencana siapa-siapa.
Kita cuma bisa bergerak menuju arah yang kita pilih, tapi dibelokkan adalah nasib.
Dalam konteks apa pun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar